29 Januari 2016

Perceived Importance Of ICT In Preparing Early Childhood Education Teachers For The New Generation Children



Perceived Importance Of ICT In Preparing Early Childhood Education Teachers For The New Generation Children
(Pentingnya Persepsi TIK Dalam Mempersiapkan Guru PAUD Untuk Anak Generasi Baru)

Oleh :
Olowe Peter Kayode & Kutelu Bukola Olaronke


Teknologi Informasi dan Komunikasi telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Hal ini jelas bahwa setiap bidang usaha yang harus berhasil akan harus bergantung pada satu bentuk ICT atau yang lain. Hal ini menjadi salah satu blok bangunan dasar dari masyarakat modern. Banyak negara sekarang menganggap bahwa ICT dapat menguasai keterampilan dasar dan konsep ICT sebagai bagian dari inti sebuah pendidikan. Pendidikan anak usia dini penerapan TIK dapat mencakup komputer kamera digital, video digital, komunikasi perangkat lunak, alat-alat internet, telepon, mesin fax, telepon seluler, tape recorder, cerita interaktif, game komputer, mainan diprogram, teknologi konferensi video, sirkuit tertutup, dan televisi. Proyektor data, mikrofon, headphone, papan tulis elektronik dll. Melihat ini informasi dan bahan teknologi menunjukkan bahwa beberapa dari mereka yang tersedia di rumah, oleh karena itu banyak anak-anak akan memiliki akses berinteraksi dan menggunakan beberapa alat tersebut sebelum berangkat ke sekolah. Hal ini menyiratkan bahwa anak-anak saat ini adalah anak-anak generasi baru yang lahir ke dunia di mana teknologi meresapi.

Anak-anak generasi baru yang lahir ke dunia dalam masyarakat ICT didorong untuk menggunakan remote kontrol, ponsel, mainan diprogram, digital kamera, dan komputer antara lain adalah alat yang tersedia bagi mereka untuk digunakan di rumah segera setelah mereka tumbuh dewasa untuk memanipulasi bahan bermain tersebut. Inilah sebabnya mengapa teknologi digital begitu banyak menjadi bagian hidup mereka bahwa mereka hampir tidak melihat itu ada. Anak-anak generasi baru dapat menekan bermain dan tombol berhenti pada DVD dan CD player, menggunakan remote untuk mencari saluran televisi, menggunakan ponsel untuk bermain game, memilih musik favorit mereka, mengambil foto dari saudara mereka, jenis huruf pada komputer melihatnya di layar, dan mengoperasikan mainan diprogram untuk bermain dengan menyenangkan.
Anda dapat melakukan beberapa hal pada anak generasi baru dengan perangkat TIK yang tersedia di sekitar mereka. Karena anak-anak generasi baru lahir ke dunia ICT dan mereka telah menggunakan dan berinteraksi dengan perangkat TIK bahkan sebelum berangkat ke sekolah, ini adalah salah satu hal yang bijaksana bahwa mereka diberi kesempatan untuk menikmati banyak manfaat dari TIK dan dapat memberikan kesempatan kepada mereka dalam proses belajar mereka dan pembangunan.

Dalam wawancara dengan Dr. Perry menguatkan ini karena ia menyampaikan bahwa teknologi harus digunakan untuk meningkatkan kurikulum dan pengalaman untuk anak-anak karena teknologi dapat merevolusi dunia generasi baru dalam hidup mereka dan tidak akan pergi. Pendidikan anak usia dini yang bersangkutan tentang menyediakan pengalaman berkualitas bagi anak-anak untuk membantu, perkembangan fisik, sosial-emosional, dan kognitif mereka. TIK dapat memainkan peran penting dalam mencapai perkembangan tersebut. Dibidang pengembangan kognitif misalnya, beberapa penulis mengatakan bahwa ketika guru mendukung anak-anak dengan konten media yang kaya dan terintegrasi dengan kurikulum, maka pengalaman teknologi yang berhubungan dengan bahasa dan tulisan akan menghasilkan yang lebih baik, seperti surat, mendengarkan dan memahami kosa kata, memahami konsep-konsep tentang cerita. Peran ICT juga dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan penalaran, memprediksi dan memecahakan masalah terutama ketika mereka menggunakan alat media seperti bermain game, menonton saluran televisi dengan remote kontrol dan berinteraksi dengan layar sentuh.

Setelah mengamati bahwa anak-anak yang aktif dalam menggunakan mobile, dapat belajar tentang modalitas. Dengan demikian, dalam bidang pengembangan fisik, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan motorik halus mereka dengan memanipulasi tombol atau tombol pada bahan teknologi seperti mouse, remote control, ponsel, kunci komputer dan mainan diprogram. Mereka juga dapat mengembangkan keterampilan motorik kasar mereka sambil merangkak atau berjalan setelah mainan diprogram bergerak atau bergerak di sekitar lingkungan sekolah. Adapun perkembangan sosial-emosional, anak-anak dapat bekerja dan bermain bersama untuk menggunakan alat-alat teknologi. Dalam prosesnya, mereka akan memiliki kesempatan untuk berhubungan satu sama lain, berbagi bahan, bekerja sama dalam menyelesaikan tugas dan menerima orang lain. Selain itu, ICT akan memungkinkan guru untuk memberikan pengalaman dengan bahan teknologi sehingga mereka dapat membuat pelajaran menarik dan mempertahankan perhatian anak-anak dalam kegiatan pembelajaran.

Pada saat ini disebutkan bahwa anak-anak untuk menikmati manfaat besar yang ditawarkan ICT dalam perkembangan kognitif, fisik, dan sosial-emosional, guru harus memiliki keterampilan profesional dan pengalaman yang diperlukan. Ini menginformasikan alasan pengajuan NAEYC dan Fred Rogers Pusat Pembelajaran Dini dan Media Anak, dalam pernyataan sikap bersama mereka berjudul "Teknologi dan Media Interaktif sebagai Alat di Program Anak Usia Dini Melayani Anak-anak dari Lahir Sampai Usia 8 Tahun", pendidik harus berpengetahuan dan siap untuk membuat keputusan tentang bagaimana dan kapan harus tepat memilih, menggunakan, mengintegrasikan, dan mengevaluasi teknologi dan media untuk memenuhi kebutuhan kognitif, sosial-emosional, fisik, dan bahasa anak-anak.Telah sepakat bahwa anak usia dini pendidik membutuhkan pelatihan dan kesempatan pengembangan profesional untuk mengembangkan teknologi dan media keterampilan pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan untuk memenuhi harapan yang ditetapkan dalam pernyataan. untuk menguatkan pandangan ini, penulis lain telah mengatakan bahwa pendidik anak usia dini perlu didukung dengan kualitas persiapan dan pelatihan profesional, dan mereka perlu disediakan alat-alat teknologi terbaru dan media interaktif, terjangkau dan dapat diakses profesional peluang pengembangan yang meliputi mendalam. pelatihan teknologi, dukungan terus-menerus.

Beberapa hasil penelitian telah menekankan perlunya pengembangan profesional guru dalam penggunaan ICT.sementara yang lain telah menunjukkan efektivitas mempersiapkan pre-service Guru ECCE dalam penggunaan ICT. Hal ini disebutkan yang bersangkutan karena itu ini memiliki implikasi untuk dosen yang diharapkan profesional mempersiapkan guru Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam hal ini telah mencatat bahwa mengajar di usia ini belajar digital juga memiliki implikasi bagi anak usia dini pendidik guru dalam bagaimana mereka mengintegrasikan alat teknologi dan media interaktif di kampus dan online kursus yang mereka ajarkan, dan seberapa baik mereka mempersiapkan guru anak usia dini di masa depan untuk menggunakan teknologi dan media sengaja dan tepat di kelas dengan anak-anak. Pertanyaan besar dalam pikiran apakah dosen ECCE yang diharapkan menggunakan ICT dalam mengajar dan guru pra-layanan yang akan memberikan pengalaman belajar ICT untuk anak-anak melihat ICT dapat memberikan kesempatan untuk pengembangan holistik anak.

A. Metode Penelitian
Penelitian ini mengadopsi desain penelitian survei deskriptif semua dosen dan mahasiswa ECCE di Nigeria federal Sekolah Tinggi Pendidikan. 10 dosen dan mahasiswa 300 dipilih secara sengaja di Departemen Pelayanan Anak Usia Dini dan Pendidikan di Academi College of Education di Ondo Ondo Nigeria. Dalam semua sampel itu dari 310 peserta. satu divalidasi kuesioner berjudul "Kuesioner Teknologi dan Komunikasi di ECE Informasi " kuesioner ini memiliki 2 bagian. Bagian A berisi 3 item. Bagian B memiliki 15 item. Item pertama pengalaman fisik sementara item 7 anak-anak dengan guru menggunakan ICT. Item yang tersisa 11 memotivasi dan mempertahankan perhatian anak-anak dalam belajar. Setuju dan Sangat Setuju adalah opsi dosen yang telah mengambil ECE 215 (Teknologi untuk Tahun Awal) di Pendidikan Anak Usia Dini Departemen saran dan koreksi. 20 salinan instrumen kemudian Fakultas Pendidikan di Nigeria untuk bersama mahasiswa ECCE. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan Teknik “Cronbach Alpha” dan instrumen yang dihasilkan koefisien reliabilitas 0,83. Data yang dikumpulkan adalah dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif grafik.

B. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata 4,00 maksimum diperoleh dosen dan persepsi siswa dinilai sebagai berikut: perkembangan kognitif (3.13), perkembangan fisik (3.15), perkembangan sosial-emosional (3,00) dan motivasi (3.10). Apa ini berarti bahwa kuliah dan mahasiswa sepakat untuk semua item yang bernada positif dalam kuesioner yang digunakan. Persepsi mereka di empat daerah yang diteliti positif. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa dosen dan mahasiswa ECCE dirasakan bahwa mempersiapkan guru menggunakan ICT dapat membantu mereka untuk memfasilitasi kognitif,fisik, dan sosial-emosional anak. Sekali lagi ditemukan bahwa guru dapat menggunakan TIK untuk memotivasi anak-anak dan mempertahankan kepentingan mereka dalam kegiatan pembelajaran. Temuan ini mungkin terkait dengan fakta bahwa dosen ECCE telah diinformasikan melalui pelatihan, konferensi atau pribadi mereka tentang manfaat besar yang dapat ditawarkan TIK untuk mempersiapkan guru ECCE. Hal ini tidak mungkin juga tidak berhubungan dengan fakta bahwa siswa yang tercakup dalam penelitian telah mengikuti kursus tertentu berjudul "ICT diawal Tahun". Mereka mungkin telah belajar tentang pentingnya ICT untuk pelatihan mereka. Temuan ini menguatkan laporan dari beberapa penulis bahwa ketika guru mendukung anak-anak dan media konten yang kaya terintegrasi dengan kurikulum, teknologi pengalaman yang berhubungan dengan hasil kognitif.
Dalam dimensi lain bahwa dosen serta mahasiswa telah membaca tentang beberapa artikel atau laporan posisi menekankan perlunya pengenalan TIK dalam persiapan program guru ECCE. Pernyataan sikap tersebut dari NAEYC dan Fred Rogers Pusat Pembelajaran Dini dan Media Anak di mana disebutkan bahwa pendidik harus berpengetahuan dan siap untuk membuat keputusan tentang bagaimana dan kapan harus tepat memilih, menggunakan, mengintegrasikan, dan mengevaluasi teknologi dan
media untuk memenuhi kebutuhan kognitif, sosial, emosional, fisik, dan bahasa anak-anak.

C. Ulasan Artikel
Jurnal ini mengkaji mengenai “Pentingnya Persepsi TIK Dalam Mempersiapkan Guru PAUD Untuk Anak Generasi Baru”. Penulis jurnal ini setuju bahwa Teknologi informasi dan komunikasi sangat penting dalam dunia pendidikan, baik dalam membantu guru dalam merencanakan pengajaran maupun dalam penerapan pengajaran tersebut. Dengan demikian TIK sangat berpengaruh pada ranah Kognitif, fisik dan sosial-emosional anak yang meliputi sikap, perasaan dan minat siswa. Menurut Olowe dan Kutelu “Pentingnya Persepsi TIK Dalam Mempersiapkan Guru PAUD Untuk Anak Generasi Baru” antara lain: ICT akan memungkinkan guru untuk memberikan pengalaman dengan bahan teknologi sehingga mereka dapat membuat pelajaran menarik dan mempertahankan perhatian anak-anak dalam kegiatan pembelajaran.
1. Beberapa kelebihan dalam jurnal tersebut yaitu: penulis mengemukakan pentingnya persepsi TIK untuk mempersiapkan guru PAUD untuk anak generasi baru dan juga keterlibatan mahasiswa dan dosen sebagai pencetak generasi ilmiah yang berpengetahuan tinggi dibidang IPTEK sesuai dengan realitas yang ada/benar-benar terjadi dalam dunia pendidikan.
2. Kekurangan dari jurnal ini adalah penulis belum memaparkan secara rinci solusi dari adanya pengaruh buruk TIK terhadap ranah afekktif anak. Menurut pendapat saya, solusi dari hal tersebut adalah:
a) Pola asuhan orang tua
 Mengawasi anak dalam menggunakan TIK terutama dalam mencari informasi di internet
 Barang-barang elektronik sperti TV dan computer seharusnya tidak diletakkan di kamar pribadi anak, melainkan disimpan pada ruang keluarga dengan posisi menghadap ke tempat umum.
b) Peran guru
 Guru harus menguasai pemanfaatan dan penggunaan TIK sebelum mengajarkannya kepada peserta didik.
 Menggenalkan TIK kepada anak usia dini sesuai kebutuhan.
 Mengawasi anak dalam menggunakan TIK terutama internet
c) Peran pemerintah
 Berpartisipasi aktif dalam meratakan teknolgi di indonesia, dan membantu dalam pembuatan Teknolgi yang bertujuan edukasi, seperti media pembelajaran, game online yang dapat memicu daya kreativitas anak SD.

Sedikit menambahkan informasi dari perkuliahan TIK kami, bahwa sebenarnya kita bisa menggunakan teknologi sebagai media untuk memperbaiki karakter anak, misalnya membiasakan anak untuk menonton film yang mengandung nilai-nilai kesopanan. jangan membiasakan anak menonoton film yang berbau kekerasan seperti tom and jerry yang selalu bertengkar, shincan yang tidak patuh kepada ibunya, karena itu dapat mengkonstruk pada pikiran anak bahwa berkelahi dan tidak patuh itu hal biasa saja dan bisa dilakukan. begitupun sebaliknya anak yang biasa menonoton upin ipin misalnya dapat tersugesti oleh nilai-nilai kesopanan upin dan ipin kepada neneknya, kakaknya, dan senang bermain dengan teman-temannya.


KESIMPULAN
Peranan TIK dalam bidang pendidikan sangatlah penting mengingat bahwa TIK merupakan sumber pembelajaran yang memungkinkan anak didik belajar secara aktif sehingga dituntut peran guru untuk menguasai TIK dalam membelajarkan anak didiknya bukan hanya itu guru juga mampu menganalisis, mengeksplorasi dan mengevaluasi kompetensinya dalam memanfaatkan TIK dalam dunia pendidikan khususnya menggunakan media pembelajaran yang inovatif dan efektif sehingga minat anak akan terus berkembang dan menarik perhatiannya untuk terus mengetahui informasi baik didalam maupun diluar sekolah.
Hal ini sangatlah didukung oleh birokrasi kampus yakni dosen, mahasiswa, dan sarana dan prasarana kampus yang sangat mendukung untuk mencetak generasi ilmiah yang berkualitas di bidang IPTEK. Jurnal yang berjudul “Pentingnya Persepsi TIK Dalam Mempersiapkan Guru PAUD Untuk Anak Generasi Baru” sangat perlu diperhatikan secara mendalam Karena untuk mencetak generasi yang berkualitas dibidang IPTEK dan khususnya dibidang ICT maka guru harus mengembangkan kompetensi profesionalnya untuk memanfaatkan teknologi yang ada kepada anak generasi baru atau anak usia dini.

26 Januari 2016

Skills for the 21st Century and Stages of ICT Adoption and Use

Skills for the 21st Century and Stages of ICT Adoption and Use

A. Keterampilan yang Dituntut di Abad 21

Berdasarkan bahasan pada bab sebelumnya dimana sekarang ini kita berada di revolusi ke 4 maka pada berbagai model pembelajaran yang dipilih hendaknya mengacu pada beberapa hal, yaitu:
1. Proses belajar mengajar hendaknya mulai menggunakan TIK sebagai media pembelajaran dikarenakan masa sekarang ini era digital.
2. Berikan rasa nyaman ketika anak menggunakan tekhnologi dalam rangka memudahkan kegiatan dalam kehidupan.
3. Kenyataan yang ada bahwa kita harus mulai belajar tentang TIK, belajar dengan TIK, dan belajar melalui TIK (Ledesma, 2005: 3).
Keterampilan yang diharapkan dimiliki siswa dan mahasiswa, yaitu:
1. Keterampilan yang sesuai dengan perkembangan abad 21;
2. Belajar dan inovasi keterampilan;
3. Informasi, media, dan keterampilan tekhnologi;
4. Kehidupan yang sesuai dengan keahliannya.

Pelajaran inti dan tema di abad 21
Penguasaan mata pelajaran inti di abad 21 sangat penting bagi siswa. Pelajaran inti di Inggris adalah membaca, seni, matematika, ekonomi, ilmu pengetahuan, geografi, sejarah, pemerintahan dan kewarganegaraan. Kami percaya sekolah harus bergerak melampaui apa yang dipunya pada kompetensi dasar dalam mata pelajaran inti untuk mempromosikan pemahaman konten akademis di tingkat yang lebih tinggi di abad 21 dengan tema interdisipliner dalam mata pelajaran inti, yaitu:
• Kesadaran global
• Keuangan, Ekonomi, Bisnis dan Literasi wirausaha
• Literasi kewarganegaraan
• Literasi kesehatan

Belajar dan inovasi keterampilan
Belajar dan inovasi keterampilan adalah apa yang sudah siswa persiapkan untuk kehidupan dan pekerjaan yang kompleks di lingkungan abad ke-21. Mereka meliputi:
• Kreativitas dan Inovasi
• Berpikir Kritis dan Problem Solving
• Komunikasi dan Kolaborasi

Informasi, media dan keterampilan teknologi
Orang-orang di abad ke-21 tinggal di lingkungan teknologi, hal tersebut ditandai dengan akses ke banyak informasi, perubahan yang cepat dalam alat teknologi dan kemampuan untuk berkolaborasi dan membuat kontribusi individu pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Agar efektif di abad ke-21 ini, warga dan pekerja harus dapat menunjukkan berbagai fungsional dan keterampilan berpikir kritis, seperti:

• Literasi Informasi
• Media Literasi
• ICT (Informasi, Komunikasi dan Teknologi) Literasi

Kehidupan dan karier keterampilan
Hidup dan lingkungan kerja saat ini membutuhkan jauh lebih banyak kemampuan berpikir dan konten pengetahuan. Kemampuan untuk menavigasi kompleks kehidupan dan lingkungan kerja di global era informasi yang kompetitif menuntut siswa untuk memperhatikan mengembangkan kehidupan dan karir keterampilan yang memadai, seperti:
• Fleksibilitas dan Adaptasi
• Inisiatif dan Self-Direction
• Keterampilan Sosial dan Lintas Budaya
• Produktivitas dan Akuntabilitas
• Kepemimpinan dan Tanggung Jawab

Sistem pendukung abad ke-21
Mengembangkan kerangka komprehensif untuk belajar di abad ke-21 membutuhkan lebih dari pada mengidentifikasi keterampilan khusus, pengetahuan konten, keahlian, dan kemahiran. Dukungan inovatif sistem harus diciptakan untuk membantu siswa menguasai kemampuan multi-dimensi yang diperlukan siswa di abad ke-21. Kemitraan telah mengidentifikasi lima sistem pendukung penting yang memastikan penguasaan siswa keterampilan abad ke-21, yaitu:
• 21st Century Standar
• Penilaian Keterampilan abad ke-21
• 21st Century Kurikulum dan Instruksi
• 21st Century Pengembangan Profesional
• 21st Century Learning Lingkungan
Hal ini penting untuk menekankan bahwa dewasa ini setiap elemen jelas untuk tujuan deskriptif. Semua komponen, seperti saling berhubungan secara penuh dalam proses mengajar di abad ke-21. Bersama-sama, komponen membentuk seperangkat keterampilan bertujuan untuk mengembangkan seluruh siswa.

Kemahiran Digital
Literasi informasi, literasi media, dan ICT merupakan bentuk salah satu dari empat set luas keterampilan bahwa siswa perlu mendapatkan haknya untuk menjadi warga negara yang efektif dan pekerja di abad ke 21. Karena fokus Panduan ini adalah pada ICT dalam pendidikan, pengelompokan ini adalah keterampilan sekarang yang diperluas lebih lanjut untuk meramalkan apa implikasi bagi guru dan guru pendidik. Literasi digital (atau dalam kemahiran digital), literasi kemahiran baru, melek layar, keaksaraan multimedia, literasi informasi, kemahiran ICT ini semua istilah untuk menggambarkan keterampilan siswa dan guru mereka di era digital abad ke-21. Karena ICT, konsep keaksaraan telah diperpanjang jauh melampaui pemikiran tradisional tentang konsep pendidikan. Untuk menjadi seperti saat ini membutuhkan kemampuan untuk menafsirkan dan menulis berbagai Kode “seperti ikon, simbol, visual, grafis, animasi, audio, dan video” (Nallaya, 2010: 48).
Pada inti dari kemahiran digital, tidak hanya membaca dan menulis di kertas, tetapi juga ekstensi elektronik, membaca dari internet, dan di sisi lain menulis menggunakan keyboard. Ini secara elektronik membaca dan menulis akan ditampilkan di tengah layar.

Tahapan Integrasi ICT (TIK)
Empat tahapan model integrasi TIK pada sistem pendidikan dan sekolah. Keempat tahapan ini merupakan tahapan kontinum, dimana menurut UNESCO diistilahkan dengan Emerging, Applying, Infusing, dan Transforming.
1. Tahap Emerging
Dicirikan dengan pemanfaatan TIK oleh sekolah pada tahap permulaan. Pada tahapan ini, sekolah baru memulai membeli atau membiayai infrastruktur TIK, baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Kemampuan TIK guru-guru dan staf administrasi sekolah masih berada pada tahap memulai eksplorasi penggunaan TIK untuk tujuan manajemen dan menambahkan TIK pada kurikulum. Pada tahap ini sekolah masih menerapkan sistem pembelajaran konvensional, akan tetapi sudah ada kepedulian tentang bagaimana pentingnya penggunaan TIK tersebut dalam konteks pendidikan. Pada tahap ini, fokus di kelas untuk belajar keterampilan TIK dasar dan mengidentifikasi komponen TIK. Guru pada tahap ini sering menggunakan peralatan yang tersedia untuk tujuan profesional mereka sendiri, seperti pengolah kata untuk mempersiapkan lembar kerja, spreadsheet untuk mengelola daftar kelas, dan jika internet sudah tersedia untuk mencari informasi atau berkomunikasi melalui e-mail. Dengan cara ini, guru dapat mengembangkan keterampilan literasi TIK mereka dan belajar bagaimana menerapkan TIK untuk berbagai tugas profesional dan pribadi. Penekanannya adalah belajar menggunakan berbagai alat dan aplikasi serta menjadi sadar akan potensi TIK dalam pengajaran kedepannya. Pada tahap Emerging, praktek kelas masih sangat banyak berpusat pada guru. 
2. Tahap Applying
Dicirikan dengan sudah adanya pemahaman tentang kontribusi dan upaya menerapkan TIK dalam konteks manajemen sekolah dan pembelajaran. Biasanya di negara-negara tersebut sudah ada kebijakan nasional TIK. Para tenaga pendidik dan kependidikan telah menggunakan TIK untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan manajemen sekolah dan tugas-tugas berdasarkan kurikulum. Sekolah juga sudah mencoba mengadaptasi kurikulum agar dapat lebih banyak menggunakan TIK dalam berbagai mata pelajaran dengan perangkat lunak tertentu. 
3. Tahap Infusing
Menuntut adanya upaya untuk mengintegrasikan dan memasukkan TIK ke dalam kurikulum. Pada pendekatan ini, sekolah telah menerapkan teknologi berbasis komputer di laboratorium, kelas, dan bagian administrasi. Guru berada pada tahap mengeksplorasi cara atau metode baru di mana TIK mengubah produktivitas dan pekerjaan profesional mereka untuk meningkatkan belajar siswa dan pengelolaan pembelajaran. Kurikulum mulai menggabungkan subjek pembelajaran yang mencerminkan aplikasi dunia nyata. 
4. Tahap Transforming
Dicirikan dengan adanya upaya sekolah untuk merencanakan dan memperbaharui organisasinya dengan cara yang lebih kreatif. TIK menjadi bagian integral dengan kegiatan pribadi dan kegiatan profesional sehari-hari di sekolah. TIK sebagai alat yang digunakan secara rutin untuk membantu belajar sedemikian rupa sehingga sepenuhnya terintegrasi di semua pembelajaran di kelas. Fokus kurikulum mengacu pada learner-centered (berpusat pada peserta didik) dan mengintegrasikan mata pelajaran dengan dunia nyata. TIK diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan level profesional dan disesuaikan dengan bidang-bidang pekerjaan sekaligus sebagai ilmu untuk mendukung model pembelajaran berbasis TIK dan menciptakan karya TIK. Sekolah sudah menjadi pusat pembelajaran untuk para komunitasnya. Untuk menyimpulkan, ketika tahap transformasi tercapai, seluruh etos lembaga tersebut berubah, yaitu guru dan staf pendukung lainnya menganggap TIK sebagai bagian alami dari kehidupan sehari-hari lembaga mereka, yang telah menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat.

C. Pemetaan Model Integrasi TIK ke Belajar dan Mengajar
1. Becoming aware of ICT
Pada tahap pertama, guru dan siswa baru mencoba mengenali fungsi dan kegunaan perangkat TIK. Tahap ini berkaitan dengan tahap emerging, yang menekankan pada kemelekan TIK (ICT literacy) dan keterampilan dasar.
2. Learning how to use ICT in subject teaching
Tahap kedua, belajar bagaimana menggunakan perangkat TIK, menekankan pada bagaimana memanfaatkan perangkat-perangkat TIK tersebut dalam berbagai disiplin. Tahap ini meliputi penggunaan aplikasi umum dan khusus TIK dan berkaitan dengan tahap applying.
3. Understanding how and when to use ICT
Tahap ketiga mengacu pada pemahaman bagaimana dan kapan menggunakan perangkat TIK untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Ini menekankan pada kemampuan membaca situasi kapan TIK dapat membantu, memilih perangkat yang sesuai untuk tugas tertentu, dan menggunakan perangkat ini untuk memecahkan masalah yang sebenarnya. Tahap ini berkaitan dengan tahap infusing dan transforming dalam hal pengembangan TIK.
4. Specializing in the use of ICT
Tahap keempat mengacu pada bagaimana menjadi ahli dalam penggunaan perangkat TIK. Pada tahap ini, siswa mempelajari TIK sebagai mata pelajaran yang membawa mereka untuk menjadi ahli. Hal ini lebih mengarah kepada pendidikan kejuruan atau profesional dan berbeda dengan tahap sebelumnya. Ingat, yang dimaksud dengan TIK tidak hanya komputer dan internet tapi segala jenis media informasi dan komunikasi lainnya.







ASSESMENT

ASSESMENT

Assesment adalah suatu proses dari kegiatan pengajaran yang terintegrasi secara sistematis yang mencakup aktivitas merancang, mengamati, melakukan, dan mengumpulkan data dari individu maupun kelompok, yang dilakukan dengan tujuan untuk mengamati perkembangan dari kegiatan pembelajaran.

Tujuan assessment itu sendiri adalah :
a) Untuk membuat keputusan suara tentang pengajaran dan pembelajaran.
b) Untuk mengidentifikasi signifikan yang mungkin memerlukan intervensi terfokus untuk individu. Anak-anak.
c) Untuk menyediakan program informasi gunakan untuk memperbaiki intervensi pendidikan dan perkembangan mereka.
d) Untuk menentukan sifat dari masalah perilaku pembelajaran.
e) Untuk menentukan kekuatan anak-anaknya dan kelemahan dalam kemampuan yang berkaitan dengan pembelajaran.
f) Untuk mengevaluasi masalah perilaku .
g) Mengembangkan rencana pendidikan yang memperhitungkan kemampuan anak dan kepribadian, guru, dan keluarga.
h) Untuk menilai respon anak untuk upaya intervensi.
i) Untuk merekomendasikan modifikasi dalam program dan penempatan kelas.


Classroom Assessment atau penilaian kelas menurut Pusat Penilaian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional asesmen kelas diartikan sebagai proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetisi) telah benar-benar dikuasi dan dicapai. Penilaian kelas yang baik adalah penialaian yang selalu berhubungan dengan aktivitas pembelajaran. Artinya segala aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh anak tidak satupun luput dari perhatian dan penilaian dari guru.

Alternative assessment sebuah penilaian yang memiliki prosedur dan teknik dalam implementasinya yang dilakukan dengan bertujuan untuk mengembangkan perkembangan dan prestasi seorang anak. Tujuan alternative assessment adalah untuk mengevaluasi pembelajaran dan mengevaluasi instruksi.
Tipe-tipe alternative assessment seperti wawancara, contracts, petunjuk tugas, games, sampel kerja, proyek. Cara merekam penilaiannya dapat berupa catatan anekdot, running record, specciment record, time sampling, event sampling, checklist atau rating scale.

CLASSROOM MANAGEMENT


CLASSROOM MANAGEMENT

Clasroom Management Classroom management adalah kegiatan untuk mengatur, menciptakan dan mengimplementasikan strategi di dalam kelas agar terciptanya lingkungan belajar yang efektif dan kondusif.
Classroom Management bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang efektif dan efisien dengan berbagai kegiatan, rancangan, dan fasilitas yang dibuat untuk kebutuhan setiap perkembangan anak. Guru mempunyai penting dalam mengelola kelas, karena guru harus menciptakan kondisi belajar yang optimal dan menetralisir keadaan yang terjadi. Guru merupakan motivator yang memberikan arahan yang efektif pada anak, guru juga harus dapat menciptakan iklim belajar dan dapat membantu anak dalam menciptakan komunitas belajar. Pengelolaan kelas merujuk pada prosedur, strategi dan teknik instruksional yang guru gunakan untuk mengelola kegiatan, mengontrol perilaku anak didik dan perencanaan program pembelajaran

Adapun prinsip-prinsip classroom management yaitu hangat & antusias, tantangan, variasi, keluwesan, penekanan pada hal-hal yang positif, dan penanaman disiplin diri. Sedangkan strategi manajemen kelas yaiatu 1) strategi pengaturan ruangan kelas, 2) keterampilan mengajar sosial dan emosional, 3) mengajar proaktif, 4) menetapkan aturan yang jelas, 5) membuat peraturan waktu dengan istilah lampu lalu lintas.

Ada 3 gaya dalam mengelola kelas yaitu 1) gaya otoriter (disiplin yang kuat dan mengharapkan ketaatan, 2) gaya demokratis (kemerdekaan belajar), 3) gaya permisif (acuh tak acuh, tidak ada perencanaan). Komponen utama yang menjadikan pendidikan itu berkualitas itu adalah : 1) iklim/keadaan kelas, 2) organisasi kelas, 3) pembelajaran kelas.

Maka dapat disimpulakan bahwa management kelas dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas, karena situasi dan kondisi kelas yang efektid memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin. Karena faktor-faktor yang mempengaruhi management kelas itu adalah iklim kelas, organisasi kelas dan pembelajaran kelas.

MULTIPLE INTELLIGENCE

MULTIPLE INTELLIGENCE

Kecerdasan merupakan sebuah kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang. Kecerdasan bergantung pada konteks, tugas serta tuntutan yang diajukan oleh kehidupan kita, dan bukan tergantung pada nila IQ yang identik dengan perkembangan kognitif dan gelar perguruan tinggi atau reputasi bergengsi.
Intellegence (Kecerdasan) adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi nyata.
Prinsip dalam pelaksanaan pembelajaran multiple intelligence yaitu :
a. Kecerdasan tidak dibatasi oleh tes formal
b. Kecerdasan itu multidimensi
c. Kecerdasan, proses discovering ability
Kecerdasan Jamak meliputi :

1. Kecerdasan Verbal-Linguistik (linguistic)
Kecerdasan verbal linguistic adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa-bahasa termasuk bahasa ibu dan bahasa asing untuk mengekspresikan apa yang di dalam pikiran dan memahami orang lain. Kecerdasan linguisik disebut juga kecerdasan verbal karena mencakup kemampuan mengekspresikan diri secara lisan dan tertulis, serta kemapuan untuk menguasai bahasa asing.
2. Kecerdasan Matematik (Logical Mathematic)
Kecerdasan matematika disebut juga kecerdasan logis dan penalaran karena merupakan dasar dalam memecahkan masalah dengan memahami prinsip-prinsip yang mendasari sistem kausal atau dapat memanipulasi bilangan kuantitas dan operasi.
3. Kecerdasan Visual- spasial ( Spatial)
Kecerdasan visual spasial yaitu kepekaan merasakan dan membayangkan dunia gambar dan ruang secara akurat. Kecerdasan visual spasial atau kecerdasan gambar atau kecerdasan pandang ruang didefenisiskan sebagai kemampuan mempresepsi dunia visual sapsial secara akurat serta mentransformasikan persepsi visual-spasial tersebut dalam berbagai bentuk.
4. Kecerdasan kinestetik (kinesthetic)
Kecerdasan jasmaniah-kinestetik adalah kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh dalam mengeksplorasi ide, perasaan dan menggunakan seluruh tubuh dalam mengekspresikan ide, perasaan dan menggunakan tangan untuk menghasilkan atau mentranspormasi sesuatu. Kecerdasan ini mencakup ketrampilan khusus seperti koordinasi keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, fleksibilitas dan kecepatan. Kecerdasan ini juga meliputi ketramplan untuk mengontrol gerakan-gerakan tubuh dan kemampuan untuk memanipulasi objek.
5. Kecerdasan berirama musik ( musical intelligent)
Kecerdasaan ini mempunyai kepekaan menciptakan dan mengapresiasikan irama, pola titik nada, dan warna nada, serta apresiasi bentuk-bentuk ekspresi emosi musikal.
6. Kecerdasan intrapersonal
Kecerdsan intrapersonal yaitu kepekaan memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi, pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri. Kompetensi yang dapat ditunjukkan ialah mampu mengenali diri sendiri secara mendalam, kemampuan intuitif dan motivasi diri, penyendiri, sensitive terhadap nilai diri dan tujuan hidup.
7. Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan interpersonal yaitu kepekaan mencerna dan merespon secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan keinginan orang lain. Kecerdasan ini ditunjukkan melalui kemampuan bergaul dengan orang lain, memimpin, kepekaan sosial yang tinggi, negoisasi, bekerja sama dan punya rasa empati yang tinggi.
8. Kecerdasan Naturalistik
Kecerdasan naturalistic yaitu kepekaan membedakan spesies, mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies. Kompetensi yang dapat ditunjukkan melalui kecerdasan ini kemampuan meneliti gejala-gejala alam, mengklasifikasi dan identifikasi.
9. Kecerdasan Eksistensial-Spiritual
Kecerdasan spiritual adalah kapasitas hidup manusia yang bersumber dari hati yang dalam (inner-capacity) yang terilhami dalam bentuk kodrat untuk dikembangkan dan ditumbuhkan dalam mengatasi berbagai kesulitan hidup. Pada prinsipnya, kecerdasan spiritual dapat dipahami sebagai proses integrasi atau keterpaduan antar fungsi belahan otak kiri dan kanan.

Secara alami, teori multiple intelligences memberitahukan bahwa tidak ada satupun pendekatan disiplin yang paling bagus untuk seluruh anak. Dalam faktanya teori ini memberitahukan jika guru membutuhkan untuk mempadupadankan pendekatan disiplin yang berbeda untuk pembelajar yang berbeda.

22 Januari 2016

Kebijakan Dalam Pemanfaatan TIK Untuk Pendidikan di Indonesia





Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memiliki latar belakang, visi dan misi, tujuan, fungsi dan lingkup sistem, manfaat TIK Depdiknas yang mempengaruhi tingkat kemajuan, kemakmuran, dan daya saing suatu bangsa. Hal ini merupakan ciri perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada abad ke-21.
Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) akan semakin meningkat seiring perkembangan zaman dan hingga pada akhirnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat menjadi elemen dasar dalam kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. Banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas, contohnya dalam bidang pelayanan publik seperti pelayanan di rumah sakit, pelayanan pendidikan dalam hal administrasi, dsb. Ini menyebabkan efektivitas dan efisiensi pelayanan/pekerjaan akan semakin baik dan akan semakin banyak orang yang terkena dampak positif akan kemajuan TIK ini.

Sejak tahun 1999-2004 Depdiknas telah melakukan upaya implementasi dan adaptasi Teknologi Informasi dan Teknologi (TIK). Dari tahun 1999-2004 DEPDIKNAS telah beberapa kali melakukan program pengenalan TIK seperti: Jarnet (Jaringan Internet Sekolah), JIS (Jaringan Informasi Sekolah), WAN (Wide Area Network), MTU (Mobile Training Unit), Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI), TIK Center, Maintence and Repair Information Technology (MRIT), dsb. DEPDIKNAS juga aktif dalam menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka pengembangan bidang Teknologi Informasi Komunikasi seperti CISCO, Microsoft, Micromedia, dsb.

Dalam melakukan penerapan sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pemerintah mengalami kendala-kendala dan problema dalam melakukan perkembangannya. Dimana Teknologi Informasi dan Komunikasi masih belum terpadu dan berkesinambungan antara saatu program dengan program yang lainnya. Oleh karena itu, pemerintah melakukan suatu kebijakan dengan dibuatnya cetak biru (Blueprint) pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dilakukan oleh tim konsultan Blueprint Information Communication Technology.Diharapkan dari cetak biru Teknologi Informasi dan Komunikasi tersebut, di lingkungan DEPDIKNAS akan menjadi terpadu, berdaya guna, mandiri, transparan, serta akuntabel.
Dalam proses pengembangan TIK di lingkungan DEPDIKNAS terdapat 7 (tujuh) prinsip dasar yang dijadikan landasan bagi perencanaan dan pelaksanaan program-program Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), yaitu:
a. Akses dan layanan untuk semua (Universal Access and Services Obligation) Berbagi pakai (Resource Sharing)
b. Produksi lokal konten (Local Content Product)
c. Biaya akses dan layanan relatif rendah (Low Cost Access and Services)
d. Sistem terintegrasi (Integrated System)
e. Kesinambungan yang mandiri (Self Sustainability)
f. Sistem yang transparan dan akuntabel (Tranparancy and Accountable
System)

Membangun TIK membutuhkan investasi yang besar dan mahal. Namun demikian dengan implementasi yang tepat, efektif dan efisien menggunakan prinsip dasar sharing resource dapat mengurangi biaya investasi dan mengoptimalkan pemberdayaan TIK.


Strategi TIK sudah lama direncanakan pemerintah. Terakhir dengan penajaman mandat detiknas (Keppres No. 20 tahun 2006) dengan merumuskan beberapa hal. Mandat tersebut merumuskan beberapa hal. Dalam 2 tahun (2006-2008) pemerintah telah melakukan beberapa usaha:
a. Konsolidasi yang menghasilkan: Dewan TIK Nasional yang diketuai presiden, implementasi 3G, inisiatif e-announcement, cetak biru SDM TIK Nasional.
b. Kampanye Dasar TIK yang telah menghasilkan: UU ITE, Standar Interoperabilitas e-Govt, arsitektur interoperabilitas, standar digitalbroadcast, inkubator TIK, implementasi e-learning, tahun diskon TIK, e-Procurement, standar kompetensi, profesi SDM TIK.
c. Akselerasi TIK 1 yang menghasilkan: affirmative action untuk industri DN, NSW, E-anggaran.
d. Akselerasi TIK 2 yang menghasilkan: Konvergensi UU TIK, NIN, Palapa Ring, e-learning, link & match education and industry.
e. Asean ICT leading nation yang merencanakan beberapa hal namun belum terealisasikan. Usaha-usaha tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan TIK untuk daya saing bangsa dan TIK untuk semua. Setelah itu ada program flagship yang ada dibawah tanggung jawab beberapa kementerian dalam negri. Program tersebut dilanjutkan menjadi beyond flagship yang mempergunakan internet sebagai acuannya.

Disamping itu, TIK nasional memiliki permasalahan-permasalahan dalam pengembangannya, diantaranya adalah:
(1) Terbengkalainya kesempatan pengembangan industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
(2) Koordinasi antar instansi pemerintah dalam memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) masih lemah.
(3) Integrasi infrastruktur, aplikasi dan data belum terbentuk.
(4) Kebijakan dan peraturan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) masih lemah.
(5) Sumber daya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) belum memadai.
(6) Visi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pemerintah belum terbentuk.
(7) Sumber daya budget pemerintah untuk pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) belum terkonsolidasi.
(8) Kebijakan dan regulasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) belum lengkap dan enforcement masih lemah
(9) Konten berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) masih sangat minim.

Sasaran teknologi informasi dan teknologi itu sendiri meliputi: terbentuknya government Backbone menjadi National Backbone, terkonsolidasinya budget TIK Nasional, terbentuknya critical mass pemilik komputer dan pengguna internet sehingga menarik bagi industri untuk menyediakan infrastruktur sampai ke last mile level, terbentuknya critical mass aplikasi yang dikembangkan secara domestik, sehingga industri tertarik untuk menyediakan layanan jasa TIK, terbentuknya critical masskonten TIK sehingga menarik bagi industri untuk mengembangkan domestic content.

Dari semua usaha-usaha pemerintah dalam memperkenalkan Teknologi Informasi dan Komunikasi, terdapat beberapa dampak jangka panjang TIK terhadap kinerja ekonomi, antara lain: penggunaan TIK meningkatkan daya saing bangsa, meningkatkan kualitas layanan pemerintah, meningkatkan proses bisnis dan mengurangi beban administrasi pemerintah, meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas pada administrasi publik.

19 Januari 2016

Teaching and Learning

Hakikat Revolusi Belajar
Belajar yang dilakukan secara menyenangkan dan mengasyikkan tidak terikat dengan peraturan.
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah kegiatan secara berkelanjutan dalam rangka perubahan tingkah laku peserta didik secar konstruktif yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dirinya


Mengajar yang baik diartikan menyeluruh, tidak langsung kepada masing-masing individu yang berbeda atau mengajar siswa untuk berpikir dan belajar. Saat ini pendidik dapat mengetahui bahwa proses interaksi adalah latihan yang baik, dengan menggunakan strategi dalam pembelajaran dan hasil kemampuan dari pembelajaran. Selain itu, hal penting bagi pendidik adalah dengan menggunakan latihan menggunakan bahan ajar untuk menampilkan isi dari informasi dengan baik dan efektif.Informasi harus diproses dengan efektif untuk menjadi suatu pengetahuan.Dan pengetahuan harus terorganisir dan mudah diakses untuk digunakan. Pendidik dapat membantu siswa untuk belajar lebih efektif tidak hanya dalam satu pelajaran, tetapi dalam pelajaran lain dan dalam kehidupan mereka.

Macam-macam strategi pembelajaran yaitu :
1. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning)
Pembelajaran yang menerapkan konsep-konsep pengetahuan dan lingkungan sekitar pembelajar dapat dengan mudah dikuasai pembelajar melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Contoh pembelajaran kontekstual untuk anak dini yaitu dengan membawa benda aslinya bila memungkinkan atau menggunakan model yang sesuai dengan bentuk aslinya (bila benda tidak memungkinkan untuk dibawa kedalam kelas).
2. Model Pembelajaran PAIKEM
Pendekatan ini didasarkan pada prinsip bahwa cara belajar terbaik bagi anak-anak adalah dengan melakukan, dengan menggunakan semua inderanya dan dengan mengeksplorasi lingkungannya. Keterlibatan aktif akan mendorong anak untuk aktif berpikir untuk mendapatkan pengetahuan baru dan memadukannya dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Contoh pembelajaran Paikem untuk anak usia dini yaitu dimana kita ketahui konsep paikem itu sendiri adalah Partisipatif, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif , dan Menyenangkan. Contoh kegiatan nya seperti anak kita ajak untuk fun cooking. Pada kegiatan tersebut semua panca indera anak sudah telibat dan mencakup semua aspek perkembangan anak yang ingin dicapai.
3. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pembelajaran ini tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifk menekankan pada keterampilan proses. Contohnya dalam pembelajaran anak usia dini yaitu seperti ketika guru ingin mengajarkan tentang bagaimana peristiwa perubahan zat dari padat ke cair dengan kegiatan yang menyenangkan.

Perencanaan itu sangat penting dalam mengajar. Perencanaan yang baik yaitu perencanaan yang melibatkan, mengalokasikan penggunaan waktu, memilih konten dan metode yang tepat, menciptakan minat siswa, dan membangun lingkungan belajar yang produktif dan efektif. Perencanaan pembelajaran memiliki tujuan yang berfokus pada siswa dan pembelajaran itu sendiri. Dengan melakukan perencanaan, pembelajaran dikelas akan berjalan dengan lancar. Dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan hal yang penting dan guru harus mempertimbangkan berbagai tugas dalam perencanaan tersebut.
Tugas utama yang terkait dengan perencanaan yaitu guru harus memilih apa yang akan diajarkan, tujuan pembelajaran, diikuti oleh penggunaan jangka panjang dan rencana jangka pendek, alat yang tersedia untuk guru untuk menyelesaikan tugas-tugas perencanaan.

Adapun model-model pembelajaran yang efektif bagi anak usia dini yaitu :
1. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Model pembelajaran yang berkembang berdasarkan teori sosial yang disebut dengan belajar observasi.Dimana pembelajar belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku gurunya.Dalam hal ini guru harus mampu menjadi seorang model atau student centered. Seorang anak adalah imitator ulung. Contoh model dalam pembelajaran langsung yaitu anak mengingat dan menirukan apa yang diajarkan guru, seorang anak diajarkan oleh gurunya menyanyikan lagu naik-naik kepuncak gunung dengan nada bintang kejora. Kemudian anak itu mengajarkan kembali kepada teman-temannya tanpa tahu bahwa yang diajarkan oleh gurunya tidak tepat.
2. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Model pembelajaran yang peserta didik nya belajar bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur heterogen. Belajar kooperatif merupakan upaya mewujudkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, inspiratif, menantang, dan menyenangkan.Belajar kooperatif memberikan kesempatan pada pembelajar untuk saling berinteraksi, dimana mereka belajar dengan kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Guru mempunyai peranan penting sebagai fasilitator dan motivator. Contohnya dalam kegiatan pengamatan guru membentuk kelompok yang didalamnya kemampuan anak-anaknya berbeda-beda, sehingga dapat saling membantu dalam proses pembelajaran.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah pada dasarnya merupakan pembelajaran yang mengarahkan pembelajar pada pemecahan masalah. Guru berperan memfasilitasi dengan mengajukan permasalahan dan memotivasi pembelajar untuk melakukan penyelidikan dan penemuan. Contohnya ketika anak kita tugaskan untuk membuat suatu prakarya,Dengan membuat prakarya tersebut anak dapat memecahkan masalahnya sendiri dengan menyeleseikan prakaryanya baik secara individu maupun berkelompok.
4. Discovery Learning
Pembelajaran dengan discovery mengarahkan peserta didik untuk mengemas pengalaman-pengalaman belajar dapat mengembangkan proses penemuan.Menumbuhkan cara berpikir analitis dan kritis dalam pemerolehan pengetahuan. Contohnya awalnya anak hanya mengetahui bahwa kupu-kupu itu bertelur. Dari pengetahuan awal itu bisa dikembangkan lagi menjadi suatu pengetahuan baru mengenai metamorphosis kupu-kupu.
5. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media.Pembelajaran berbasis proyek memfokuskan aktivitas peserta didik untuk melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Contohnya anak kita tugaskan untuk membuat pesawat terbang, kemudian pengetahuan apa saja yang diketahui anak tentang pesawat terbang tersebut. Setelah itu anak mengeilustrasikan sebuah pesawat kecil buatannya.
Teaching and Learning itu sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar. Karena didalam suatu proses belajar mengajar, seorang guru atau pendidik harus memiliki kemampuan membuat perencanaan pembelajaran untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif sesuai kebutuhan anak yang dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh anak. Guru harus mengetahui perkembangan apa dan pengetahuan apa yang akan diberikan pada anak. Karena anak merupakan imitator ulung. Anak-anak akan menyimpan kesan pertamanya. Jadi guru yang cerdas dan kreatif makan akan menciptakan anak yang cerdas dan kreatif juga

18 Januari 2016

Pendidikan Anak di Era Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Teknologi informasi dan Komunikasi merupakan salah satu hal yang tidak akan lepas dari kehidupan manusia pada saat sekarang ini. Tanpa adanya teknologi informasi dan komunikasi manusia akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan menyampaikan informasi.

TIK saat ini tidak hanya dikenal oleh orang dewasa saja, anak-anak usia dini pun sudah mulai mengenal teknologi ini. Tidak bisa kita pungkiri dalam segala bidang TIK sudah menjadi kebutuhan pokok pada kehidupan kita. Termasuk dalam dunia pendidikan. TIK memiliki peran penting dalam sarana dan prasarana pembelajaran.Namun begitu kita juga diharapkan mengetahui karakter atau tugas perkembangan pada masa ini.Anak akan mudah belajar dalam suasana bermain, menyenangkan dan tanpa tekanan.Itulah sebabnya dikatakan dunia anak adalah dunia bermain.

Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah bentuk teknologi yang tidak dapat dielakkan saat ini, termasuk pada anak-anak. Playstation, Handphone, Internet, Handphone,Video,Game online adalah contoh teknologi yang menggunakan progam komputer, dimana anak tidak dapat menghindarinyaAnak sudah dihadapkan pada berbagai teknologi dari anak sejak lahir. Contohnya pada saat lahir, anak sudah mengenali teknologi seperti anak sudah melihat ayahnya memfoto anak dan update status.

Secara eksternal anak tidak dapat mengontrol, sebaiknya ortu/dewasa dapat mengontrol anak dalam menggunakan teknologi komunikasi dan informasi tersebut. Penggunaan TIK pada anak usia dini ada yang berdampak positif dan ada yang berdampak negative untuk anak.TIK sebagai sebuah inovasi yang bebas nilai.Dimana teknologi itu tidak bernilai, tapi tergantung siapa yang memakai teknologi itu sendiri. Jadikanlah pendidikan sebagai tameng agar anak-anak kita tidak terlalu terpengaruhi oleh IT.

Dampak positif Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap anak yaitu sebagai berikut :
a. Belajar dapat menjadi lebih menyenangkan.
b. Menumbuhkan minat anak untuk belajar.Isi atau materi pelajaran yang menarik diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang penuh dengan kegembiraan. Sekaligus menghindarkan anak dari rasa tertekan saat belajar karena menganggap pelajaran sulit dan menakutkan, dan sebagainya.
c. Dengan internet anak bisa mencari ilmu pengetahuan atau informasi apa saja dari situs-situs yang dikunjunginya tanpa ada batasan jarak dan waktu.
d. Menambah wawasan anak, anak dapat menjadi aktif dan kreatif.
e. Dapat mengembangkan kreativitas anak. Misalnya saat anak bermain permainan (game) mereka belajar menyusun, mengukur, menata, mengatur dan merencanakan dan mengembangkan sesuatu sesuai dengan daya imajinasi dan fantasinya.

Dampak negative Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap anak yaitu sebagai berikut :
a. Anak terlalu bergantung atau kecanduan pada teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
b. Terhambatnya interaksi sosial anak.
c. Mendorong anak berperilaku negative.
d. Menurunnya prestasi belajar anak.
e. Banyak situs-situs atau tampilan yang tidak pantas untuk anak (pornografi), sehingga pendampingan orang tua mutlak diperlukan.

Solusi yang tepat untuk menghadapi dampak positif dan negative dari penggunaan TIK pada anak usia dini adalah peran orang tua. Sangat penting bagi orang tua untuk memproteksi anak-anak mereka dari pengaruh buruk internet. Tapi juga bukan berarti mereka dilarang sama sekali untuk mengetahui dan menggunakannya. Yang paling penting bagi orang tua adalah mengetahui bagaimana memproteksi anak-anak mereka dari situs-situs yang belum pantas mereka gunakan dan mereka lihat. Oleh karena itu, agar terhindar dari pengaruh negatif, sebagai orang tua sebaiknya tidak boleh diam saja dalam mengawasi penggunaan TIK oleh anak. Karena dengan adanya pengawasan dari orang tua, anak akan lebih terbimbing ke arah yang lebih positif. Lakukan kesepakatan dengan anak-anak tentang situs apa saja yang boleh dan tidak boleh dibuka. Karena anak belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Maka dari itu, dalam hal ini orang tua sangat berpengaruh bagi perkembangan anak, sekarang dan dimasa yang akan datang.

Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan

Hakikat Manusia

Hakikat Manusia ada 2, yaitu :
1. Aspek Fisik (keragaan)
2. Aspek Psikis (jiwa)
Jadi aspek fisik dan psikis adalah bagian dari pertumbuhan dan perkembangan yang berarti perubahan yang sisematis, progesif dan berkesinambungan. Sistematis itu artinya tugas-tugas perkembangan antara rentang usia. Progesif bergerak maju atau ada kemajuan waktu ke waktu. Berkesinambungan itu artinya tahun awal merupakan peletakan dasar bagi perkembangan selanjutnya.
Anak itu dambaan orangtua, dan orang tua menginginkan anaknya cerdas, sehat, ceria dan berakhlak mulia. Hakikat anak tumbuh dan berkembang. Anak juga merupakan sesuatu yang sangat berarti bagi orang tua.

Pertumbuhan
Menurut crow dan A.crow anak tumbuh dan berkembang, pertumbuhan dibatasi pada perubahan-perubahan structural fisiologis didalam pembentukan seseorang secara jasmaniah dan dari saat masih berbentuk janin melalui periode prenatal (dalam kandungan) dan pas natal (setelah lahir) sampai kedewasaan. Artinya perubahan dalam besar, jumlah, ukuran tubuh atau anggota tubuh (pertumbuhan aspek fisik). Hal ini dapat diamati melalui pertimbangan berat badan, pengukuran tinggi dan lingkar kepala anak.

Perkembangan
Perkembangan merupakan perubahan secara progesif (maju) dalam diri organisme dalam pola-pola yang memungkinkan terjadinya fungsi-fungsi baru. Jadi perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang beraturan dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan dan belajar. Anak belajar melalui peniruan dari orang tua atau dewasa. Perkembangan itu dapat dilihat dari pematangan fisik. Sesorang dikatakan matang jika telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya masing-masing. Contoh tangan fungsinya untuk makan dan sebagainya.
Hubungan pertumbuhan dan perkembangan adalah apabila masa pertumbuhan mencapai perkembangan maka perkembangan itu akan terjadi dengan lebih cepat, perkembangan tidak bisa terlepas dari pertumbuhan karena pertumbuhan mempengaruhi perkembangan.

Teori Perkembangan Manusia Menurut (salthind,2009) :
1. Maturasional dan biologis
Model ini menekankan pentingnya pengaruh biologi pada perkembangan dan mendatangkan pengaruh besar bagi praktik-praktik pengasuhan.
2. Psikodinamika
Model ini berpegang pada asumsi bahwa perkembangan merupakan hasil dari adanya kebutuhan untuk memuaskan insting- insting secara terus menerus (Sigmeund Freud).
3. Behavioral
Model ini menyatakan hasil dari berbagai jenis pembelajaran, peniruan (imititation) dan permodelan ( modeling). Anak-anak tidak perlu pemahaman tapi stimulus & respon atau otomatisasi. Stimulus & respon disebut juga dengan habituation (pembiasaan).
4. Kognitif-developmental
Model ini berfokus pada peralihan antara berbagai tahapan perkembangan yang berbeda dan memandang manusia sebagai peserta aktif dalam proses perkembangan.

Psikologi
Psikologi berasal dari berasal bahasa yunani kuno yang terdiri dari psyche dan logos. Psyche artinya jiwa, roh / nafas hidup. Logos artinya ilmu atau studi. Secara etimologi / harfiah psikologi berarti ilmu/studi tentang jiwa, roh atau nafas hidup. Ilmu psikologi itu adalah ilmu yang membahas tentang jiwa, didalam jiwa ada bentuk perilaku, sikap yang dapat diamati.
Psikologi menurut mussen & rosenzwieg (1975) adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia. Pengertian psikologi pendidikan mempelajari dan mengkaji perubahan-perubahan intra individu dan perubahan-perubahan interindividual dalam situasi pendidikan. Jadi psikologi pendidikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku inidividu dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Pentingnya psikologi dalam pendidikan sebagai pendidik guru perlu mengetahui perubahan-perubahan fisik, mental dan sosio emosional yang berpengaruh terhadap gaya belajar, dorongan serta peristiwa belajar yang dialami oleh peserta didik.

Pendidikan
Pendidikan adalah aktivitas sengaja dan terencana dari orang dewasa yang bertujuan memandirikan fisik dan mental (dewasa rohaniah). Sedangkan imu pendidikan ilmu yang mempelajari atau peristiwa yang timbul dalam praktek pendidikan. Sifatnya terbuka, teoritis, praktis, normative dan deskriptif. Didalam pendidikan ada interaksi guru dan siswa berupa pembelajaran, pelatihan dan bimbingan.
Beragam makna pendidikan yang terdiri dari transformasi budaya dan pembentukan pribadi. Perbedaan mendidik dan mengajar. Mendidik adalah memimpin anak sedangkan mengajar adalah proses pemindahan pengetahuan.
Pembelajaran (instruction) adalah membantu orang belajar, memanipulasi lingkungan sehingga member kemudahan orang untuk belajar. Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar terdiri dari : terjadinya secara sadar, kontinu dan fungsional, positif dan aktif, tidak bersifat sementara, bertujuan dan terarah dan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Pendidikan berfungsi memanusiakan manusia artinya kegiatan antar manusia yaitu oleh dan untuk manusia, hanya manusia yang secara sadar melaksanakannya untuk manusia lainnya. Manusia sangat membutuhkan bimbingan dan pendidikan
4 pilar orientasi baru dalam psikologi pendidikan yaitu:
1. Learning to know artinya semua yang diketahui, ada sikap, perilaku
2. Learning to do artinya beri kesempatan untuk belajar dan perilaku berkarya
3. Learning to live together artinya hidup bermasyarakat
4. Learning to be artinya pengembangan kepribadian
Dimensi manusia dan kebutuhan pendidikan terdiri dari 5 macam :
1. Makhluk fisiologis artinya manusia tidak berhenti berfikir dilakukan berulang-ulang.
2. Makhluk individu dapat menjadikan dirinya seoptimal sesuai dengan bakat tanpa merugikan orang lain.
3. Makhluk sosial dapat berinteraksi , beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan secara baik.
4. Makhluk susila dapat bertingkah laku luhur sesuai dengan nilai, norma , moral dan aturan yang berlaku.
5. Makhluk beragama dapat mentaati ajaran-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, pandai bersyukur, aktif bekerja dan berdo’a.

Hakikat manusia: individu differences

Pengertian Perbedaan Individu
Menurut woofolk (2009:238) mengartikan variasi atau keanekaragaman individu lebih pada penekanan faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi perbedaan atau variasi pada kebudayaan (multicultural). Individu itu merupakan sosok yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Setiap individu harus bisa saling memahami satu dengan yang lainnya. Sistem pendidikan antara satu dengan yang lainnya pola pembelajarannya itu berbeda. Tetapi outcomenya harus sama. Anak bukan miniatur orang dewasa, melainkan mahkluk kecil yang memiliki potensi untuk berkembang. Didunia ini tidak ada anak yang sama, walaupun itu kembar sekaligus, berbeda satu dengan yang lainnya.

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi individu yaitu:
1. Keragaman bahasa
2. Keragaman karena kebudayaan
3. Keragaman karena perbedaan kalas sosial ekonomi
4. Keragaman karena perbedaan etnik dan ras
5. Keragaman karena intelejensi
6. Keragaman karena perbedaan kemampuan (anak berkebutuhan khusus –disabilitas dan masalah psikososial)
7. Keragaman karena pengaruh gender (peran dalam masyarakat)
8. Keragaman karena perbedaan kemampuan ( anak berkebutuhan khusus – gifted and talented children)

17 Januari 2016

Maturasionist Model

BAB I
PENDAHULUAN

A. Urgensi
Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak sejak usia lahir sampai usia 6 tahun, yang dilakukan secara menyeluruh, mencakup semua aspek perkembangan dengan memberikan stimulasi terhadap perkembangan jasmani dan rohani agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Agar perkembangan anak dapat terstimulasi dengan baik, maka diperlukan seorang guru yang profesional. Guru yang profesional merupakan seorang guru yang mengedepankan mutu dan kualitas layanan, layanan guru harus memenuhi standarisasi kebutuhan masyarakat, bangsa dan memaksimalkan kemampuan peserta didik. Kemajuan suatu bangsa pada masa yang akan datang terletak ditangan anak-anak yang saat ini di bawah pengasuhan orang tua, sekolah dan lingkungan.
Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal. Dalam mengoptimalkan pencapaian tujuan tersebut maka pembelajaran pada anak usia dini haruslah sesuai dengan aspek perkembangan. Pemberian ransangan melalui pendidikan untuk anak usia dini perlu diberikan secara komprehensif, dalam makna anak tidak hanya dicerdaskan otaknya, akan tetapi juga cerdas pada aspek-aspek lain dalam kehidupannya.
Pembelajaran anak usia dini menganut pendekatan bermain sambil belajar, belajar melalui bermain. Dunia anak adalah dunia bermain. Atas dasar bermain sambil belajar tersebut, maka pendidikan anak usia dini dilaksanakan melalui kegiatan bermain. Apabila hal ini dapat dipahami dan dilaksanakan oleh orang tua, guru dan lingkungan maka anak akan melakukan belajar sambil bermainnya dengan perasaan riang dan tanpa tekanan atau takut dengan sesamanya.
Berbicara tentang pembelajaran anak usia dini maka tidak lepas dari kurikulum.Kurikulum senantiasa terkait dengan kegiatan pendidikan. Kurikulum merupakan seperangkat konsep yang mengatur tentang berbagai komponen dalam sistem pendidikan yang akan dijalan suatu lembaga pendidikan.Secara konseptual, kurikulum adalah perangkat pendidikan yang merupakan jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat dan tujuan kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang diberikan kepada anak didik, karena kurikulum merupakan alat antuk mencapai tujuan, maka kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidik , adapun pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Dalam kurikulum memiliki bermacam -macam model pembelajaran, ada beberapa model pembelajaran yakni maturisional model, behavioristic model, dan interactionist model dalam makalah ini akan membahas tentang maturisional model, pengertian maturisional model adalah model kurikulum yang menekankan pada kematangan anak yakni kematangan afektifnya (kematangan perilaku anak),kematangan kognitifnya (kematangan intelek anak) dan kematangan psikomotoriknya (kematangan fisik anak). Dalam model pembelajaran ini akan didukung dengan berbagai strategi pembelajaran untuk mendukung kematangan anak.

B. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah membahas konsep dasar dari kurikulum maturisional dan Implikasinya dalam perkembangan kurikulum PAUD.

C. Lingkup Kajian
Makalah ini mengkaji tentang, Konsep utama maturisional, tujuan pengembangan kurikulum maturisional, konten model kurikulum dan proses pembelajaran dalam kurikulum maturisional, serta implikasinya dalam pengembangan kurikulum PAUD.



Bab II
Tinjauan Teoritik

A. Filosofi Maturisional Model
Arnold Gesell adalah tokoh pendidikan dan psikologi yang mencetuskan teori Maturasional model. Gesell tumbuh besar di Alma, Wiscousin, sebuah kota kecil di tepian sungai Mississippi atas. Tahun 1960 muncullah teori Arnold Gesell yang tentang konsep “Kesiapan-readiness” dimana beliau menekankan perlunya dilakukan intervensi dini dan rangsangan intelektual dini kepada anak agar mereka siap belajar dan kemudian muncul pula teori Jerome Burner, seorang psikolog, Harvard University dengan bukunya “The Process of Education” pada tahun 1960, yang menyatakan kompetensi anak untuk belajar tak terhingga. “We begin with the hypothesis that any subject can be taught effectively in some intellectually honest way to any child at any stage of development”. Konsep ini banyak disalah artikan oleh banyak pendidik dan orangtua yang pada akhirnya menjadi bencana. Pendidikan dilaksanakan dengan cara memaksa otak kiri anak sehingga membuat anak cepat matang dan cepat busuk (early ripe early rot).
Model Maturisional atau yang lebih dikenal dengan model proses pematangan merupakan satu model pengembangan kurikulum yang didasarkan pada teori yang dikembangkan oleh Arnold Gessel.Menurut pandangan ini, sejak dilahirkan anak-anak sudah memiliki pola tingkah laku tertentu. Perubahan tingkah laku terjadi dari hasil pematangan psikologis (kesiapan) dan situasi lingkungan yang mengandung tingkah laku tertentu. Model ini menyakini bahwa pengembangan kurikulum harus didasarkan pada pengenalan dan pemahaman potensi bawaan yang dimiliki oleh anak. Kurikulum didesain untuk membantu mematangkan berbagai potensi bawaan anak.
Jean Jacqueas Rousseau menyatakan bahwa anak tidak boleh diperlakukan seperti binatang ataupun manusia dewasa, mereka hanya perlu diperlakukan sebagai seorang anak Sebagai contoh kemampuan dan pengetahuan dasar anak-anak adalah membaca, berjalan, berbicara. Pada perkiraan yang sama dan secara relatif kemampuan dan pengetahuan dasar itu berkembang secara berurutan karena keahlian tersebut timbul sebagai suatu cara yang sudah jadi kodrat sejak lahir. Pandangan teori ini sering disebut sebagai teori kematangan atau maturationist theory.
Gesell (1933) dalam buku Early Childhood Development A Multicultural Perspective yaitu sebuah buku tentang peran lingkungan terhadap anak . Sebagai contoh bagi penganut teori kematangan (maturationis theory), pola asuh dan pendidikan memiliki peran yang lebih rendah dibandingkan genetik. Dalam bentuk yang asli teori ini menyampaikan bahwa anak-anak akan menjadi matang seiring bertambahnya usia mereka. Mereka akan menjadi sebagaimana mereka seharusnya dengan sedikit pengaruh dari dunia luar.
Gesell (2004) dalam buku An Introduction to Theories of Human Development menyakini bahwa pengaruh terpenting bagi pertumbuhan dan perkembangan organism manusia adalah faktor biologi. Menekankan terhadap proses-proses biologi, oleh karena itu gesell memfokuskan sebagian karyanya pada pematangan (maturation), karena memandang maturasi adalah sebagai sebuah proses yang amat sangat penting karena diyakini hal itu berdampak besar pada setiap aspek perkembangan manusia.
Teori kematangan mengibaratkan perkembangan anak-anak dilihat seperti bunga yang mekar atau benih yang tumbuh. Jika diberikan nutrisi kehidupan seperti kasih sayang, keamanan dan makanan yang sehat, anak-anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan jalannya kodrat, seperti halnya tumbuhan. Tantangan utama di lingkungan dapat menghambat langkah pertumbuhan, seperti sebuah tanaman yang tidak menerima cukup matahari dan air. Tetapi jika kebutuhan dasarnya dipenuhi, anak akan terus berkembang.
Para pakar teori kematangan mula-mula (Gesell 1933; Hall 1893), menyatakan masalah utama utama perkembangan dan tingkah laku muncul dari sebuah lingkungan yang menahan atau menghambat kematangan, seperti contoh: anak yang di tempatkan dikelas yang kaku atau anak yang dituntut untuk berprestasi dalam tugas yang sulit sebelum mereka siap sesuai usianya maka anak akan menunjukkan permasalahan dalam tingkah laku.

B. Konten Perkembangan
Menurut Gesell ciri perkembangan kematangan ini selalu terjadi dalam urutan tertentu. Pertama kali hal ini bisa dilihat dari perkembangan embrionya dimana, contohnya, jantung selalu menjadi organ pertama yang berkembang dan berfungsi. Sesudah itu, sel-sel yang berbeda mulai membentuk sistem syaraf utama dengan cepat. Urutan ini, yang diarahkan oleh cetak biru genetic, tidak pernah terbalik. Dengan cara yang sama, perkembangan ini terus berlanjut setelah bayi lahir.
Pengamatan Gesell mengungkapkan beberapa prinsip perkembangan lainnya, yaitu:
1. Jalinan timbal balik
Jalinan timbal balik mengacu pada proses perkembangan dimana dua kecendrungan secara bertahap meraih pengorganisasian yang efektif. Jalinan timbale balik mencirikan pertumbuhan kepribadian.
2. Asimetri Fungsional
Melalui proses jalinan timbal balik, kita menyeimbangkan dualitas sifat kita. Maksudnya kita menjadi paling efektif waktu menghadapi dunia dari satu sudut pandang, satu tangan, atau satu mata.
3. Pengaturan diri
Kemampuan organisme untuk mempertahankan seluruh integrasi dan kesetimbangannya. Mekanisme perkembangan instrinsik begitu kuat sampai-sampai organism dapat, pada tataran yang sangat menyolok, mengatur perkembangannya sendiri.

Menurut Arnold Gesell, perkembangan motorik hasil dari kematangan neuromuscular pada bagian otot, otak, dan pertumbuhan tubuh bayi. Teori kematangan berdasarkan ide bahwa perkembangan manusia hasil dari warisan genetik individu. Arnold mengumpamakan kematangan pertumbuhan dan perkembangan anak seperti tumbuhan, ketika sedang tumbuh lingkungan mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tersebut seperti penyinaran, pemupukan begitulah tumbuhan itu tumbuh terus menerus membawa pengaruh genetik dari tumbuhan itu sendiri, begitupula dengan pertumbuhan anak.
Gesell, mengemukakan lima tahapan perkembangan manusia, yaitu:
1. Pada peringkat pertama yaitu pada usia lahir hingga satu tahun. Ciri-ciri perkembangan tingkah laku yang dihasilkan pada usia 1 bulan ialah bayi dapat menghasilkan tangisan berbeda-beda untuk menyatakan keinginan yang berbeda seperti tangisan lapar berbeda dengan tangisan ketika popoknya basah. Pada usia 4 bulan, koordinasi fisik yang berlaku pada bayi yaitu mata bayi selalu mengikut objek yang bergerak. Pada usia 6bulan bayi sudah dapat menggenggam sesuatu objek misalnya bola, kubus kayu, keringcing dan sebagainya. Pada usia tujuh bulan, bayi sudah mulai duduk dan merangkak dengan sendirinya tanpa bantuan orang lain karena pada masa ini otot leher, tangan, kaki, pinggul bayi sudah semakin kuat dan memungkinkan bayi duduk serta merangkak dengan cepat. Pada usia dua belas bulan, bayi sudah mahir untuk melangkahkan kakinya dengan berpegangan pada kursi atau meja.
2. Pada peringkat kedua yaitu pada usia satu hingga dua tahun, kematangan fisik dan mental mulai meningkat yaitu bayi sudah dapat berjalan walaupun masih dibantu oleh pengasuhnya. Pada tahap ini juga, bayi sudah mulai mengerti dengan istilah” jangan” dan pada usia dua tahun bayi sudah mampu untuk berjalan tanpa bantuan dari pengasuhnya kerana bayi sudah memperoleh keseimbangan badan yang sempurna.
3. Pada peringkat ke tiga yaitu pada usia dua hingga tiga tahun bayi sudah mencapai koordinasi mata, tangan dan kaki yang semakin sempurna misalnya dapat makan dan memakai sepatu sendiri sendiri dan sudah bisa berbicara meskipun belum begitu fasih.
4. Pada peringkat keempat yaitu pada usia tiga hingga empat tahun, koordinasi dan kematangan fisik anak sudah semakin sempurna misalnya sudah bisa mengendarai sepeda beroda tiga dan menuruti arahan dari orang tua disekitarnya.
5. Pada tahap kelima yaitu pada usia empat hingga lima tahun, proses interaksi anak mulai terbentuk karena pada tahap ini anak mulai bersosialisasi dan bergaul dengan teman seusianya kerana pada masa ini anak sudah memasuki usia sekolah. Pada tahap ini juga anak suka bertanya tentang apa yang dilihatdan dialaminya pada orang tua atau pengasuhnya.
Dalam model pengembangan kurikulum Maturation model pengembangan kurikulum lebih ditekankan dengan memperhatikan aspek perkembangan dari tiap tahap perkembangan anak (ranah fisik, afektif, dan kognitif), proses pembelajaran lebih ditekan pada bagaimana mengajarkan individu sesuai dengan tahan perkembangan dan kemampuannya.
1. Ranah Fisik
Perkembangan fisik menjelaskan perubahan penampilan fisik anak-anak dan juga kemampuan motoriknya. Selama masa prasekolah, urutan yang dialami semua anak dalam perkembang fisiknya hampir sama walaupun beberapa anak menguasai kemampuan lebih daripada yang lainnya (Robert, 2011;87).
Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot terkoordinasi. Keterampilan motorik anak terdiri atas keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik halus. Keterampilan motorik anak usia 4-5 tahun lebih banyak berkembang pada motorik kasar, setelah usia 5 tahun baru.terjadi perkembangan motorik halus. Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan sederhana seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari kesana kemari, hanya demi kegiatan itu sendiri tapi mereka sudah berani mengambil resiko. Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga dengan satu kaki pada setiap tiang anak tangga untuk beberapa lama, mereka baru saja mulai dapat turun dengan cara yang sama.
Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil resiko dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu obyek, berlari kencang dan suka berlomba dengan teman sebayanya bahkan orangtuanya.
Pembelajaran dalam kurikulum ini diharapkan setiap aktifitas yang dilaksanakan dapat sesuai dan mendukung perkembangan fisik anak. 
2. Ranah Kognitif
Kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir, menegtahui dan memecahkan masalah. Menurut Bloom (1956) tujuan domain kognitif terdiri atas enam bagian :
a. Pengetahuan (knowledge)
Mengacu kepada kemampuan mengenal materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan dengan benar.
b. Pemahaman (comprehension)
Mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berfikir yang rendah.
c. Penerapan (application)
Mengacu kepada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip. Penerapan merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada pemahaman.
d. Analisis (analysis)
Mengacu kepada kemampun menguraikan materi ke dalam komponen-komponen atau faktor-faktor penyebabnya dan mampu memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti. Analisis merupakan tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada aspek pemahaman maupun penerapan.
e. Sintesa (evaluation)
Mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru. Aspek ini memerluakn tingkah laku yang kreatif. Sintesis merupakan kemampuan tingkat berfikir yang lebih tinggi daripada kemampuan sebelumnya.
f. Evaluasi (evaluation)
Mengacu kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingkat kemampuan berfikir yang tinggi.
Aspek kognitif lebih didominasi oleh alur-alur teoritis dan abstrak. Pengetahuan akan menjadi standar umum untuk melihat kemampuan kognitif seseorang dalam proses pengajaran.
Dalam PAUD, anak banyak belajar melalui dirinya sendiri, tetapi ia sering memerlukan pertolongan untuk memadukan apa yang dipelajarinya sehingga tercipta konsep yang lebih kompleks. Untuk itu anak perlu ditawari berbagai kegiatan untuk bermain menjelajah lingkungan dan merespon rangsangan dalam lingkungan. 
3. Ranah Afektif
Afektif atau intelektual adalah mengenai sikap, minat, emosi, nilai hidup dan operasiasi siswa. Dalam hal ini hasil dari pembelajaran ditekankan pada perkembangan sikap anak terhadpat apa yang sudah dipelajarinya. Anak mampu mengembangkan konsep diri yang positif serta mampu mengembangkan kreatifitas yang ada dalam dirinya.
C. Konten Program Pembelajaran
Proses pembelajarannya mengacu pada UU No. 20 Thn. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 yang menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Didalam pernyataan tersebut sudah sangat maturationistik yang artinya sangat memperhatikan akan kematangan pada setiap pertumbuhan dan perkembangan dan upaya yang dilakukan bersifat pembinaan bukan pengajaran, yang bertujuan untuk membantu kesiapan belajar anak pada pendidikan dasar kelas bukan proses membelajarkan mereka dalam porsi yang seharusnya menjadi hak pendidikan dasar. Oleh karena itu upaya-upaya tersebut hanya berupa rangsangan-rangsangan. Akan tetapi rangsangan tersebut harus sesuai dengan porsi yang dibutuhkan oleh anak.
Menurut Mugurussa berikut ini adalah daftar indikator yang mencakup berbagai faktor kognitif, sosial, akademik, dan perkembangan yang perlu dipertimbangkan ketika memutuskan apakah seorang anak siap untuk masuk sekolah:
a. Sosial / Keterampilan Emosional
1. Memisahkan dari orangtua / pengasuh tanpa marah yang berlebihan
2. Drama / saham dengan anak-anak lain
3. Mendengarkan cerita tanpa mengganggu
4. Membayar perhatian untuk jangka waktu yang singkat untuk tugas dewasa diarahkan
5. Menunggu gilirannya
6. Hadiri untuk tugas dewasa diarahkan untuk setidaknya lima menit
7. Mengakui dan menanggapi perasaan orang lain
8. Mengikuti arah 
b. Literasi / fonemik Keterampilan Kesadaran
1. Suka dibacakan / mendengarkan cerita
2. melafalkan alfabet
3. Mengidentifikasi beberapa surat dan tahu beberapa suara yang mereka buat
4. Mengakui nama sendiri di cetak
5. Apakah mampu atau mencoba untuk menulis nama sendiri atau ide-ide lain yang menggunakan simbol atau huruf
6. Dapat menggambar untuk mengekspresikan ide
c. Keterampilan matematika
1. Hitungan dari satu sampai sepuluh
2. Tahu bentuk dasar (lingkaran, persegi panjang, persegi, segitiga)
3. Awal untuk menghitung dengan satu-ke-satu korespondensi
4. Dapat mengurutkan item berdasarkan satu atau lebih atribut
5. Dapat mengidentifikasi warna dasar (hitam, biru, coklat, hijau, oranye, merah, ungu, kuning) 
d. Keterampilan Bahasa (Ekspresif dan reseptif)
1. Mengungkapkan kebutuhan dan keinginan secara verbal
2. Berbicara dalam kalimat lengkap (5-6 kata)
3. Apakah umum dipahami oleh orang dewasa
4. Menggunakan kata-kata, bukan tindakan fisik, untuk mengekspresikan emosi 
e. Memahami dan mengikuti dua langkah arah
Self-Bantuan Keterampilan
1. Dapat menggunakan kamar mandi secara mandiri dan menyelesaikan tugas-tugas yang menyertainya kebersihan
2. Apakah bisa berpakaian diri (menempatkan pada jaket, mengikatkan tombol, kancing, ritsleting dan)
3. Tahu nama lengkap dan usia 
f. Keterampilan motorik halus
1. Menggunakan pensil / krayon di pegangan non-kikir
2. Memotong dengan gunting 
g. Salinan tokoh dasar seperti lingkaran, persegi, dan garis lurus
Keterampilan motorik kasar
1. memantul bola
2. berlari dan melompat
3. Melompat dengan kaki bersama-sama
4. melompat sambil menyeimbangkan pada satu kaki
5. Naik tangga dengan kaki bergantian

Maka kesimpulannya adalah kurikulum maturasionis membuat program pembelajaran yang berdasarkan tingkat perkembangan anak bukan melalui usia. Walaupun usia anak sama, namun kemampuan atau tingkat perkembangannya berbeda-beda. Karena perbedaan tingkat kemampuan inilah poses pembelajarannya tidak ada unsur paksaan dan tidak diberikan labeling ke anak.Anak berkembang sendiri secara otomatis dengan catatan pemberian gizi yang baik kepada anak.

D. Konten atau isi dari kurikulum
Konten atau isi dari kurikulum model Maturity sebagai pedoman pelaksanaan adalah sebagai berikut :
1. Aspek Administrasi
Lingkungan ruangan diperhitungkan untuk memberikan mobilitas maksimal bagi perkembangan anak. Pusat-pusat pembelajaran hanya segala sesuatu yang telah dibatasi (ditentukan) memiliki dampak terhadap perkembangan anak. Perlengkapan ruangan diisi dengan bahan-bahan multi dimensi yang melayani berbagai kegiatan ekpresi seperti bahasa, matematika, gerak dan estetika.
2. Aspek Pendidikan
Aktivitas terdiri dari unit dan tema yang luas yang didasarkan pada studi minat anak. Anak-anak bebas memilih aktivitas yang diinginkan. Penyusunan aktivitas didasarkan pada tema yang disusun melalui berbagai permainan. Strategi pemberian motivasi dilakukan melalui motivasi instrinsik verbal misalnya do’a (harapan). Anak-anak dibentuk dalam suatu kelompok yang heterogen. Pada saat tertentu dilakukan secara homogen berdasarkan pada usia/tahap perkembangan. Susunan kegiatan belajar yang fleksibel dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan minat anak-anak. Penjajakan pada kemampuan anak dilakukan melalui observasi secara keseluruhan yang mencakup hal-hal yang bersifat fisik, kognitif dan afektif.
3. Evaluasi Program
Program dianggap berhasil jika anak-anak memperoleh kemajuan dalam hal fisik, kognitif dan afektif
E. Classroom Management
Adapun pengaturan kelas untuk kurikulum maturasional adalah sebagai berikut:
1. Harus sesuai dengan tahap pekembangan anak yang bersifat holistik yaitu mencakup keseluruhan aspek perkembangan.
2. Lingkungan yang aman, sehat, dan nyaman
Lingkungan yang aman dan sehat merupakan prinsip penting dalam pengelolaan kelas. Kebersihan alat dan lingkungan harus diprioritaskan karena akan berpengaruh terhadap kesehatan dan kenyamanan anak. Kenyamanan dibangun antara anak dengan pendidik, pendidik dengan pendidik, pendidik dengan orang tua. Menurut Piaget dalam Wijana emosi pada anak usia dini merupakan jendala untuk mereka berfikir.
3. Penataan lingkungan main dan belajar.
Penataan ruang kelas juga penting dalam proses pembelajaran. Wijana mengatakan bahwa lingkungan main atau belajar untuk bayi di bawah satu tahun harus memerlukan tempat yang bersih untuk tengkurap merangkak, mengesot, dan merambat. Untuk usia 18 bulan hingga 2 tahun memerlukan tempat yang lebih luas untuk bebas bergerak. Ini disebabkan karena anak sudah dapat berjalan sehingga anak akan suka bergerak kemana saja. Usia 2-7 tahun ke atas, diberikan kesempatan untuk anak mengerjakan yang ingin mereka lakukan dan akan terlihat anak yang perkembangan cepat dengan meminati suat hal. Misalnya jika anak sudah mulai mengambil alat tulis, kemungkinan anak siap untuk menulis awal seperti mencoret-coret kertas.
Pada usia 2-7 tahun akan terlihat kemampuan-kemampuan anak dan bakat anak yaitu bawaan gen anak dari lahir yang sudah ada dalam diri anak sehingga dapat dikembangkan tanpa adanya pemaksaan untuk anak. Perkembangannya sesuai dengan kemampuannya bukan dari usianya.

F. Assesmen
Tujuan utama untuk melakukan penilaian pada anak diantaranya:
a) Merencanakan pembelajaran untuk individu dan kelompok
b) untuk berkomunikasi dengan keluarga
c) untuk mengidentifikasi anak-anak yang mungkin membutuhkan layanan khusus atau intervensi
d) untuk menginformasikan pengembangan program.
Penilaian yang dilakukan pada anak usia dalam maturationist models dalam implikasinya pada semua model pembelajaran yang banyak digunakan di praktek pendidikan anak usia dini menggunakan penilaian autentik (authentic assessment)yang bercirikan sebagai berikut :
- Data penilaian diperoleh dengan berbagai teknik dan berbagai kesempatan waktu.
- Penilaian dilakukan pada semua aspek perkembangan secara menyeluruh.
- Dilakukan secara langsung pada saat proses anak belajar secara alami.
- Digunakan untuk menilai program yang telah direncanakan.
- Pada dasarnya hasil penilaian diambil untuk hasil pencapaian terbaik dari pengalaman belajar anak.
- Penilaian berguna untuk menentukan program belajar anak selanjutnya.